Pernahkah Anda memberikan masukan kepada peserta training, tetapi respons mereka justru terlihat defensif atau tidak termotivasi? Atau mungkin Anda merasa masukan yang Anda berikan tidak berdampak signifikan pada perkembangan mereka? Memberikan masukan, atau feedback, adalah salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap fasilitator atau trainer.

Namun, tidak semua masukan disampaikan dengan cara yang tepat. Nah, bagaimana cara memberikan masukan yang efektif sehingga peserta merasa termotivasi dan terus berkembang? Mari kita bahas!
Mengapa Memberikan Masukan yang Efektif Itu Penting?
Masukan yang baik tidak hanya membantu peserta memahami kekurangan mereka, tetapi juga memberikan arahan yang jelas untuk perbaikan. Masukan yang efektif dapat:
- Meningkatkan Kinerja Peserta
Dengan masukan yang konstruktif, peserta tahu apa yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara melakukannya. - Membangun Hubungan Positif
Masukan yang disampaikan dengan baik akan menciptakan rasa saling percaya antara fasilitator dan peserta. - Mendorong Motivasi
Peserta akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar jika masukan diberikan dengan cara yang mendukung. - Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman
Peserta tidak takut membuat kesalahan karena mereka tahu akan mendapatkan masukan yang membantu, bukan kritikan yang menyudutkan.
Tips Memberikan Masukan yang Efektif
Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan untuk memberikan masukan yang efektif kepada peserta training:
1. Fokus pada Perilaku, Bukan Kepribadian
Hindari memberikan masukan yang bersifat personal, seperti “Kamu tidak disiplin.” Sebaliknya, fokuslah pada perilaku spesifik, misalnya, “Saya perhatikan kamu sering terlambat mengumpulkan tugas. Apa ada kendala yang kamu hadapi?” Dengan begitu, peserta tidak merasa diserang secara pribadi.
2. Gunakan Pendekatan Sandwich
Teknik sandwich adalah cara efektif untuk memberikan masukan dengan menyelipkan kritik di antara dua pujian. Contohnya:
- Pujian: “Presentasimu sangat jelas dan mudah dipahami.”
- Kritik: “Namun, waktu yang digunakan sedikit melebihi batas. Coba perhatikan timing di sesi berikutnya.”
- Pujian: “Selain itu, slide yang kamu buat sangat menarik dan profesional.”
Pendekatan ini membuat peserta tidak merasa dihakimi.
3. Bersifat Spesifik dan Jelas
Hindari masukan yang terlalu umum, seperti “Kerja bagus!” atau “Kamu harus lebih baik lagi.” Berikan contoh konkret, misalnya, “Saya suka cara kamu menjelaskan poin ketiga dengan analogi. Itu membuat audiens lebih mudah memahami.”
4. Sampaikan dengan Empati
Cobalah memahami sudut pandang peserta. Misalnya, jika mereka melakukan kesalahan, tanyakan dulu alasan di balik tindakan mereka. “Apa yang membuat kamu memilih pendekatan ini?” Dengan begitu, masukan Anda akan terasa lebih membangun.
5. Berikan Solusi, Bukan Hanya Masalah
Jangan hanya menyoroti kesalahan, tetapi berikan juga saran untuk perbaikan. Misalnya, “Kamu bisa mencoba teknik brainstorming sebelum membuat presentasi agar ide-ide lebih terstruktur.”
6. Pilih Waktu yang Tepat
Berikan masukan segera setelah kegiatan selesai, tetapi pastikan suasana kondusif. Hindari memberikan masukan di depan banyak orang jika bersifat sensitif.
7. Libatkan Peserta dalam Diskusi
Ajak peserta untuk merefleksikan kinerja mereka sendiri. Tanyakan, “Bagaimana perasaanmu tentang presentasi tadi? Apa yang menurutmu bisa ditingkatkan?” Ini membantu mereka lebih terbuka terhadap masukan.
8. Gunakan Bahasa yang Positif
Hindari kata-kata negatif seperti “tidak bisa” atau “gagal”. Sebaliknya, gunakan bahasa yang memotivasi, seperti “Kamu sudah melakukan banyak hal baik, dan ini adalah area yang bisa kita tingkatkan bersama.”
Contoh Kasus Pemberian Masukan yang Efektif
Misalnya, Anda sedang melatih sekelompok peserta tentang public speaking. Salah satu peserta, Rina, terlihat gugup dan sering kehilangan alur presentasi. Berikut cara memberikan masukan yang efektif:
- Pujian: “Rina, suara kamu sangat jelas dan intonasinya bagus. Audiens pasti mudah mendengar apa yang kamu sampaikan.”
- Kritik: “Saya perhatikan kamu terlihat gugup dan kadang kehilangan alur. Apa ada hal tertentu yang membuat kamu tidak nyaman?”
- Solusi: “Coba latih pernapasan sebelum presentasi dan buat catatan kecil untuk membantu mengingat poin-poin penting. Kamu juga bisa mencoba teknik visualisasi untuk mengurangi rasa gugup.”
- Pujian Penutup: “Selain itu, konten presentasimu sangat relevan dan menarik. Pertahankan ya!”
Dengan pendekatan ini, Rina tidak hanya merasa didukung, tetapi juga tahu langkah konkret yang bisa diambil untuk perbaikan.
Kesimpulan
Memberikan masukan yang efektif adalah seni yang membutuhkan kepekaan, empati, dan keterampilan komunikasi. Dengan fokus pada perilaku, menggunakan pendekatan sandwich, dan memberikan solusi, Anda bisa membantu peserta training berkembang tanpa membuat mereka merasa tertekan. Ingat, tujuan utama masukan adalah untuk mendorong perbaikan, bukan untuk menyalahkan.
Ajakan Bertindak:
Mulailah menerapkan tips-tips di atas dalam sesi training Anda berikutnya. Perhatikan bagaimana peserta merespons masukan Anda dan lihat perbedaannya dalam perkembangan mereka. Selamat mencoba!