Inilah Rahasia Memenangkan Tender Dengan Mudah!

Inilah Rahasia Memenangkan Tender Dengan Mudah!

Dalam dunia bisnis, terdapat istilah yang dikenal dengan open tender. Secara sederhana, open tender merujuk pada proses di mana sebuah perusahaan mencari vendor terbaik untuk membantu mereka melaksanakan suatu proyek.

Tender sendiri memiliki beragam jenis, mulai dari  Tender Pemerintahan, Tender Swasta, hingga jenis-jenis tender lainnya. Setiap jenis tender, baik itu Tender Bisnis, Tender Individu, atau Tender Pengadaan, memiliki aturan dan tantangannya masing-masing.

Vendor Wajib Kumpul! Inilah Rahasia Memenangkan Tender Dengan Mudah!

Memenangkan sebuah tender bukanlah hal yang mudah. Anda akan bersaing dengan vendor lain yang mungkin lebih berpengalaman, memiliki jaringan luas, dan menawarkan harga yang lebih kompetitif. Namun, bukan berarti tidak ada cara untuk mengalahkan mereka. Untuk membantu Anda mengungguli kompetisi, berikut adalah

1. Pahami Administrasi dengan Baik

Setiap lomba pasti punya aturannya kan? Nah, tender juga gitu. Sebelum ikut, baca dulu syarat dan ketentuannya dengan teliti. Jangan sampai kelewat satu poin aja, soalnya bisa bikin kamu gugur di awal.

Banyak vendor gagal hanya karena lalai dalam tahap administrasi, meskipun sebenarnya mereka kompeten. Tender Indonesia sangat ketat. So, selalu pastikan dokumen yang diminta telah lengkap dan sesuai. 

2. Tunjukan Kehebatanmu

Buat rekam jejak yang bener-bener keren! Bukan cuma ngisi formulir doang, tapi juga tunjukin kalau perusahaan atau bisnis sangat kompeten karena berisikan orang-orang dengan pengalaman yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Sertakan portofolio proyek-proyek sebelumnya, biar klien yakin kalau kamu bisa dipercaya.

3. Tunjukkan Inovasi

Kalo menurut kamu kompetitor hanya menggunakan  cara yang itu-itu aja? Coba deh tawarin ide-ide baru yang bisa bikin proyek kamu jadi lebih menarik. Misalnya, pakai teknologi terbaru atau cara kerja yang lebih efisien. Dijamin, klein bakal tertarik!

Inovasi adalah kunci lain untuk memenangkan tender, terutama di dunia bisnis yang sangat kompetitif. Manfaatkan teknologi terkini dan fitur-fitur canggih yang bisa Anda terapkan dalam proyek yang ditawarkan. 

4. Hitung Harga dengan Cermat

Ingat ya! Harga itu penting, tapi jangan asal murah dan jangan sampe kemahalan. Ada baiknya hitung dulu biaya yang dibutuhkan, lalu tentukan harga yang kompetitif tapi tetap menguntungkan bagi kedua belah pihak. Jangan sampai rugi cuma gara-gara nawarin harga terlalu rendah.

5. Bentuk Tim yang Solid

Proyek besar butuh tim yang bukan cuma besar tapi solid. Pastikan tim kamu punya keahlian dan pengalaman yang cukup untuk menyelesaikan proyek dengan sukses.

Sebuah proyek besar membutuhkan tim yang solid dan berpengalaman. Dalam tender proyek konstruksi, misalnya, Anda harus memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berkompeten dan ahli di bidangnya masing-masing.

6. Lakukan Negosiasi dengan Baik

Negosiasi adalah seni yang harus dikuasai oleh para business owner atau pemimpin tim vendor. Kemampuan bernegosiasi yang baik bisa menjadi faktor penentu kemenangan dalam tender. Ini melibatkan kemampuan untuk mendengarkan kebutuhan klien, menawarkan solusi yang menarik, dan pada saat yang sama, menjaga margin keuntungan.

Makanya kalau ingin menjadi vendor yang ahli dalam bernegosiasi, join langsung pelatihan Training of Trainer for Business Owner by Trisna Lesmana Management. Menang tender BUKAN HAL MUSTAHIL jika Anda sudah join pelatihan kami.

Bingung Bedakan Trainer, Konsultan, Mentor, Praktisi, dan Akademisi? Gini Caranya…

Bingung Bedakan Trainer, Konsultan, Mentor, Praktisi, dan Akademisi? Gini Caranya…

Ketika Anda memasuki dunia pekerjaan atau bisnis, tentu Anda akan sering mendengar beberapa istilah yang disematkan pada seseorang. Misalnya, si A itu adalah Trainer. Kalo si B baru Konsultan. Nah, si C itu Mentor kamu. Sedang si D namanya Praktisi. Beda lagi si E yang hanya Akademisi.

Menurut Trisna Lesmana Seorang Trainer adalah mereka yang memiliki tugas untuk memberikan pengarahan kepada peserta training baik itu individu atau kelompok dalam suatu bidang tertentu. Jobdesk trainer sendiri secara esensi hanya fokus pada penyampaian materi, metode, serta pelatihan keterampilan praktis dan eksponensial agar bisa diterapkan langsung oleh peserta.

Mendengar istilah jabatan-jabatan tersebut, tentu yang ada di benak Anda pastinya kebingungan serta pusing membedakan APA SIH BEDANYA? Gimana caranya buat tau kalau Trainer dan Mentor itu berbeda? Tenang, daripada bingung, di artikel kali ini kita akan kupas perbedaan mereka:
Bingung Bedakan Trainer, Konsultan, Mentor, Praktisi, dan Akademisi? Gini Caranya…

1. TRAINER

Dalam satu perusahaan, Trainer bertanggung jawab dalam memberikan pelatihan terkait soft skill atau hard skill yang sesuai dengan tempat kerja. Seorang trainer profesional juga harus memiliki pemahaman mendalam tentang materi yang disampaikan serta sertifikasi resmi seperti dari sertifikasitrainer.com

Ada juga tingkatan gelar Master Trainer, yang merupakan level tertinggi dari seorang trainer dengan keahlian khusus serta pengalaman yang mendalam. Untuk menjadi seorang trainer resmi, seseorang perlu memiliki Sertifikasi Trainer Level 4 BNSP-RI yang menunjukkan bahwa mereka telah lolos uji kompetensi.

Dalam beberapa bidang, sertifikasi dan lisensi trainer diperlukan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar kompetensi yang diakui sebagai ahli. Kelas Training of Trainer sering diadakan untuk melatih calon-calon trainer dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar dan berlatih sebelum terjun langsung melatih orang lain.

2. KONSULTAN

Berbeda dengan trainer, konsultan adalah seorang ahli yang memberikan nasihat profesional di bidang tertentu, biasanya untuk membantu perusahaan atau individu dalam pengambilan keputusan strategis.

Jobdesk konsultan lebih kepada analisis masalah dan memberikan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Konsultan biasanya tidak terlibat langsung dalam implementasi, tetapi fokus pada merumuskan strategi dan perencanaan.

Contohnya, seorang konsultan bisnis akan membantu perusahaan merumuskan strategi pemasaran atau efisiensi operasional. Berbeda dengan trainer yang fokus pada pengajaran keterampilan, konsultan lebih kepada memberikan saran berbasis analisis yang mendalam.

3. MENTOR

Sang Mentor adalah orang yang bertugas untuk membimbingan individu, seringkali dalam jangka panjang, agar membantu mereka berkembang dalam karier atau kehidupan pribadi.

Mentoring trainer mengarahkan individu atau kelompok menuju pencapaian tujuan tertentu melalui pengalaman dan wawasan pribadi sang mentor. Ia lebih bersifat sebagai pendamping yang memberikan arahan berdasarkan pengalaman hidup atau karier mereka sendiri.

Seorang mentor trainer sering kali akan memiliki pengalaman praktis yang luas dan siap berbagi wawasan tentang kesalahan atau keberhasilan yang pernah mereka alami.

Hubungan mentor dan mentee sangat erat, di mana mentor akan memberikan dukungan secara personal. Dalam konteks coaching, istilah lain yang digunakan adalah coachee adalah individu yang menerima pelatihan dari coach.

4. PRAKTISI

Sedangkan seorang Praktisi adalah mereka yang berpengalaman dan pernah mengalami langsung suatu profesi atau bidang tertentu dan memiliki pengalaman praktis yang bisa ditanggung jawabkan.

Misalnya, seorang praktisi pendidikan adalah guru atau tenaga pendidik yang aktif mengajar di lapangan. Dalam banyak kasus, praktisi memiliki pemahaman mendalam dari pengalaman langsung yang mereka dapatkan dalam pekerjaannya sehari-hari. Contoh praktisi misalnya dokter, insinyur, atau ahli teknologi yang terlibat langsung dalam pekerjaannya.

5. AKADEMISI

Akademisi adalah orang-orang yang mendedikasikan diri di dunia pendidikan, sering kali di universitas atau lembaga penelitian tertentu. Fokus mereka adalah memberikan ilmu berupa pengajaran, penelitian, dan pengembangan pengetahuan.

Jobdesk akademisi melibatkan kegiatan seperti menulis jurnal ilmiah, memberikan kuliah, dan melakukan penelitian. Berbeda dengan praktisi, akademisi lebih sering terlibat dalam pengembangan teori dan konsep baru yang bisa diaplikasikan di dunia nyata, meskipun mereka sendiri mungkin tidak terlibat langsung dalam penerapannya.

Akademisi biasanya memiliki gelar tinggi, seperti dosen pengajar, dan sering kali memfokuskan karier mereka pada pembelajaran dan pengajaran. Untuk memahami perbedaan antara trainer, konsultan, mentor, praktisi, dan akademisi, kita perlu melihat dari tugas dan tujuan utama mereka.

Trainer berfokus pada penyampaian keterampilan, konsultan memberikan saran strategis, mentor membimbing secara personal, praktisi menerapkan ilmu di lapangan, dan akademisi memfokuskan diri pada penelitian serta pengembangan teori.

Setiap peran memiliki fungsinya masing-masing dan saling melengkapi tergantung pada kebutuhan dan situasi.

Dengan memahami perbedaan ini, Anda bisa lebih mudah memilih pendamping atau pembimbing yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Inilah 5 Fungsi Lembaga Sertifikasi yang Gak Kamu Ketahui

Inilah 5 Fungsi Lembaga Sertifikasi yang Gak Kamu Ketahui

Secara sederhana LSP atau Lembaga Sertifikasi Profesi adalah badan yang berwenang untuk memastikan kompetensi dan kualitas setiap SDM, atau Tenaga kerja di berbagai sektor industri. Setiap LSP juga harus mendapat lisensi resmi dari Badan Sertifikasi Nasional yang sering disingkat sebagai BNSP-RI.

Sebagai sebuah Lembaga, LSP pun secara umum memiliki fungsi untuk mensertifikasi dan menguji kompetensi setiap profesi agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Berdasarkan sumber terpercaya, dikatakan bahwa Indonesia memiliki beragam jenis LSP yang sudah diakui oleh BNSP-RI. Beberapa diantaranya adalah Lembaga yang meliputi bidang profesi, seperti ; Kesehatan, Teknologi Informasi, industri kreatif, trainer, hingga pariwisata.

Di setiap lembaga yang telah disebutkan sebelumnya, bidang sertifikasi yang populer di Indonesia diantaranya adalah LSP TI, PARIWISATA, dan KESEHATAN. Sementara itu, untuk mengetahui fungsinya secara jelas, kami sudah rangkum di bawah ini :

Inilah 5 Fungsi Lembaga Sertifikasi yang Gak Kamu Ketahui
1. Menjamin Kompetensi Tenaga Kerja
Inilah 5 Fungsi Lembaga Sertifikasi yang Gak Kamu Ketahui

Di urutan pertama,  fungsi penting dari lembaga sertifikasi profesi adalah dengan melakukan jaminan bahwa tenaga kerja memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar industri.

Dengan memiliki sertifikasi, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap karyawan atau calon karyawan sudah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas pekerjaan dengan baik. Melalui cara ini perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja karyawannya.

2. Mewadahi Mobilitas Kerja Karyawan

Dengan adanya sertifikasi profesi, para karyawan pun bisa dengan mudah melakukan mobilitas kerja, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Inilah 5 Fungsi Lembaga Sertifikasi yang Gak Kamu Ketahui

Lewat program sertifikasi yang diakui secara nasional dan bahkan internasional, sumber daya manusia yang ada memiliki peluang lebih besar guna bekerja di berbagai tempat tanpa harus melalui proses pengakuan kompetensi yang berulang-ulang lagi.

Tentu ini menjadi poin yang sangat penting terutama bagi pekerja profesional yang berkarir di bidang yang membutuhkan mobilitas tinggi, seperti teknologi informasi dan pariwisata.

3. Mampu Bersaing di Pasar Kerja

Daya saing setiap individu di pasar kerja jadi lebih mudah dengan adanya sertifikasi profesi.

Sertifikat dari lembaga sertifikasi yang telah diakui oleh BNSP menunjukkan bahwa seseorang telah memenuhi standar kompetensi kerja yang resmi secara nasional.

Pastinya ini memberi nilai tambah bagi pencari kerja dalam proses rekrutmen. Sertifikasi menjadi nilai tambah serta bisa menjadi bukti kredibilitas dan kompetensi mereka.

4. Adanya Standar Kompetensi yang Jelas

Fungsi lain dari Lembaga sertifikasi profesi adalah  berperan dalam menyediakan standar kompetensi yang jelas, terukur, serta sesuai dengan kebutuhan berbagai profesi.

Melalui standarisasi ini, proses penilaian kompetensi menjadi lebih objektif dan transparan. Standar kompetensi ini dapat membantu setiap lembaga pendidikan dan pelatihan dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri atau SKKNI.

5. Membantu Kurangi Tingkat Pengangguran

Indonesia masih memiliki banyak sekali Sumber Daya Manusia yang belum memiliki pekerjaan. Maka dari itu, dengan adanya lembaga sertifikasi profesi, diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran. Lembaga Sertifikasi harus membantu individu mendapatkan pekerjaan dengan lebih mudah karena adanya bukti lisensi kompetensi yang diakui.

Sebab setiap calon karyawan yang memiliki sertifikasi tentunya akan membuat perusahaan lebih melirik dan bahkan mempekerjakannya. Alasannya tentu karena mereka (perusahaan) yakin akan kemampuan dan kualitas kerja yang dimiliki oleh kandidat tersebut.

Setelah mengetahui 5 Fungsi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), tentunya kamu akan memahami bahwa ternyata LSP ini memang memiliki peran yang sangat vital dalam dunia kerja.

Nah, jika kamu tertarik untuk mengikuti pelatihan dari LSP, Kamu bisa cari informasinya di website ini :

Yuk! Ikuti segera ikuti pelatihan pertama kamu, agar bisa memulai langkah awal yang baik untuk memanfaatkan peluang yang ada di dunia kerja saat ini.